<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://draft.blogger.com/navbar/36005965?origin\x3dhttp://hendrie87.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Y .04 November 2006.


Mulai seri ke-3 di Beijing, China akan ada perubahan dalam sistem kualifikasi A1GP, pihak panitia memutuskan untuk kembali menggunakan metode yang dipakai musim lalu.Diberitakan Yahoosports, Jumat (3/11/2006), perubahan hanya terjadi dalam penentuan posisi untuk balapan utama atau feature race. Sementara untuk sprint race tak ada perubahanDi dua seri awal musim ini yang digelar di Belanda dan Republik Ceko penentuan grid pembalap memang agak rumit. Pembalap yang menjuarai sprint race belum tentu menduduki pole position di feature race. Posisi di feature race merupakan akumulasi dari hasil sprint race dan posisi pembalap dilihat dari catatan fastest lap.Disebutkan kalau alasan perubahan tersebut karena metode yang digunakan musim ini terasa rumit dan membingungkan. Dan setelah berkonsultasi dengan ke 23 tim yang berlaga, pihak panitian pun memutuskan untuk melakukan perubahan.Itu berarti penguni pole di feature race adalah pemenang balapan di sprint race dan posisi dua diisi pembalap yang finish di urutan kedua, begitu seterusnya sampai posisi 23.Seri ketiga yang digelar di Beijing akan digelar 12 November mendatang.



YYY
  • Simplicity rocks :D
    8:06 AM