<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar/36005965?origin\x3dhttp://hendrie87.blogspot.com', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
Y .13 December 2006.


Masalah yang dihadapi Andriy Shevchenko di musim pertamanya di Liga Inggris mengundang komentar Arsene Wenger. Striker Ukraina itu, kata Wenger, seumpama mobil Ferrari yang rusak.

"Terkadang Anda harus bersabar, kadang-kadang tidak perlu," cetusnya sekonyong-konyong menyindir Roman Abramovich, konglomerat yang dinilainya menomorsatukan uang untuk membangun tim yang kuat. "

Dan untuk bisa tahu itu Anda harus sedikit mencium permainan ini dan memahami semua ramuannya. Ini tidak seperti membeli sebuah mesin," tambah arsitek Arsenal itu dikutip The Sun.

Sheva -- sapaan Shevchenko -- dibeli Chelsea dari AC Milan seharga 30 juta poundsterling. Namun hingga kini ia masih mandul. Baru tiga gol ia ukir di ajang Premiership.

"Anda bisa saja membeli pemain super dan dia terlihat seperti malapetakan untuk empat-lima bulan. Kalau Anda membeli mesin yang super, mobil Ferrari, dari hari pertama ia pasti berjalan mulus -- kecuali orang Rusia yang membelinya dan membelahnya jadi dua."



YYY
  • Simplicity rocks :D
    2:20 PM